Thursday 20 March 2014

Review: 12 Years a Slave

kebiasaan gue kalau mau nonton tak berbayar. gue jarang banget baca sinopsis atau reviewnya dulu. kenapa? biar ntar setelah nonton gue samakan persepsi dengan sinopsis / reviewnya, meminimalisir ekspektasi, dan memberikan lebih banyak faktor kejutan. nonton berbayar pun gue jarang baca sinopsis kecuali bingung pilih film apa. biasanya gue lebih sering ngandelin bisik-bisik tetangga. kalo most people bilang bagus, ya berarti memang bagus. kalo ada yang bilang bagus, ada yang bilang jelek, mending gue beli DVD nya aja hahha…
gue tau tentang film ini udah lama sejak JIFFEST November 2013. katanya sih bagus dan ada BRAD PITTnya. tapi waktu itu jadwalnya emang lagi ga pas sama gue. but yes, ive been waiting to watch this movie.
Gue screening ini udah lama, hari jumat pagi. sebelum masuk bioskop Indonesia dan sebelum Oscar. bodohnya gue, gue ga ngeh kalo judulnya punya arti 12 tahun perbudakan. hahah.. terakhir gue nonton tentang (mirip) perbudakan, atau lebih tepatnya penindasan terhadap HAM yaitu film Black Venus. buat yang belum nonton, kalian harus nonton!! 
12 Years a Slave is a 2013 British-American historical drama film and an adaptation of the 1853 memoir Twelve Years a Slave by Solomon Northup, a New York State-born free African American man who was kidnapped in Washington, D.C., in 1841 and sold into slavery. He worked on plantations in the state of Louisiana for twelve years before his release. 
bisa dibayangin yaa,, gimana pedihnya kehidupan Solomon selama 12 tahun dijadikan budak. kita ngerjain pekerjaan rumah aja suka kesel, nah dia dijadikan budak. BUDAK! dan sayangnya orang orang yang bertanggung jawab atas kejadian ini tidak ada yang terjerat hukum. bangcat. Penyebab kematian Solomon juga tidak diketahui sampai sekarang. 
alurnya dibuat maju mundur. seru deh! tapi emang selama nonton bawaannya bakal depresi. gue nangis (literally Onion’ CRYING) 2,5 setengah kali. 
1. waktu seorang budak wanita dipisahkan dari anak-anaknya
2. waktu seorang budak wanita dicambukin
0,5. waktu Solomon dikembalikan lagi ke keluarganya.
i voted this movie as one of the best movie in my life. dan bener kata orang, kalo abis nonton  film sedih biasanya kita bakal feeling better. terasa lega. bersyukur sama kehidupan yang kita punya, yang susahnya ga seberapa. we are gonna feel better, a happiness. abis nonton gue masih pengen punya momen nangis sendiri, sesenggukan. menikamti mata sembab dan pipi merah gue. dan menghela nafas serta geleng geleng kepala berkali2. 
Pemainnya bagus. karakternya juga diperankan dengan baik. Brad Pitt (as Bass) pun pinter banget pilih peran (secara dia juga one of Producers. Bass datang cuma sebentar, tapi bisa kasih solusi pamungkas yang ditakuti semua orang, yang dari awal emang jadi orang baik.
menurut gue sih ga ada yang cacat dari film ini. yang cacat ya kelakuan para majikan budak tersebut. mengaku bangsa beradab tapi memperlakukan manusia lain sebagai barang hanya karena warna kulit. gue sih emang marah banget ya sama bangsa Amerika itu. bisa dilihat dibeberapa film mereka sih, mereka gapunya harta tapi kerjaannya menduduki territory orang lain. yang paling gue inget mah film Avatar.
tonton film ini. resapilah. menangislah. dan bersyukurlah atas hidupmu :))

2 comments:

  1. katanya menang oscar ya teh? yang gw suka dari film ini mah Benedict Cumberbatch nya, sang pendeta, The Sherlock Holmes. Ciammiik!

    Ceritanya baguus, tapi agak datar, tapi bagus si..

    ReplyDelete
    Replies
    1. nyoiii.. menag Best Picture. haha.. elu mah suka yang baik dan ganteng yax :p bukan datar sik, buat gue lebih ke bikin depresi orang :((

      Delete