Wednesday 2 October 2013

sebut saja mereka: angga meli heru

hampir sebulan lalu saya membuka outlet es cendol aneka rasa. sebut saja namanya “cendol gading’. pegawai pertama sucks. dan ini pegawai kedua saya, hampir genap satu bulan dia disini. sebut saja namanya Angga, berumur 18 tahunan, tamatan SMA, berasal dari Sumatera Selatan,

Angga ditemukan oleh Ijah, Ijah bertemu dengan kakak sepupunya (sebut saja Meli) Angga yang bekerja di optik langganan Ijah. Angga saya terima tanpa banyak basa basi karena saya juga lagi urgent butuh pegawai.

Angga ini pendiam. kaku. pengalaman bekerja pertamanya jadi buruh pabrik, ini yang kedua. kalo saya ngomong atau kasih instruksi dia tak berani melihat mata saya. bahkan pada awal training, ketika saya minta dia melakukan sesuatu dia menggerutu pas didepan muka saya (tanpa suara) serta menunjukkan body language yang minta ditimpuk. dia cuek dan pembangkang. saya cukup frustasi dibuatnya dan berniat untuk segera mencari penggantinya setelah dia genap bekerja satu bulan.

dia juga tidak punya handphone. dan saya tidak bisa tiap hari control kesana. caranya, dia pakai whatsapp kaka sepupunya  untuk laporan sama saya. akan tetapi cara ini juga merepotkan saya karena sudah lewat dari pukul 22.00 dan kadang tak kunjung report sehingga saya juga tidak bisa tidur karena laporannya yang menentukan apakah saya harus pesan barang atau tidak. reportnya juga tidak lengkap dan tidak sesuai dengan permintaan saya. Padahal hal ini (report, HP, waktu) sudah saya minta pemahaman kedua belah pihak.

saya belum punya budget lebih untuk membelikan pegawai handphone operasional karena penjualan juga masih tahap pemanasan. solusinya saya sarankan padanya untuk membeli device tersebut dengan menggunakan upcoming gajinya. cuma ini juga mentok karena kakak sepupunya tidak setuju dan angga bilang dia mesti bayar hutang dulu. ternyata tanpa sepengetahuan saya dia minta uang dari kampung untuk beli handphone. dang! kakak sepupunya protes sama saya, lagi. Dan ternyata kemarin sore dia beli handphone baru after this crisis. pft!

angga lebih takut sama customer atau orang lain dibandingkan mengindahkan instruksi dari saya. dan hal ini terbayar olehnya pada hari Senin, 30 September 2013 sekitar pukul 21.00 wib di Booth. Dan inilah kisahnya….

10.51 wib.
handphone saya berdering dari nomor tak dikenal. ternyata dari ibu Imel (yang punya “Rumah”).
ibu (I): ibu sudah tau belum kejadian kemarin?
saya (f): (??) belum.. ada apa ya?
i: jadi kemarin saya mergokin orang Teler (Heru) ngacak2 Cendol ibu, saya tanya si Heru ngapain. dia bilang dia dikasih cendol. Angga lagi ada di toilet (ternyata nyuci perkakas). saat Angga ditanya dia bilang itu beli dan dia mengeluarkan uang (padahal pegawai ga boleh bawa uang). akhirnya angga saya bawa keatas bikin surat pernyataan dan lain sebagainya. jadi ibu tolong cari pegawai baru.
f: (bingung, kaget) ooh.. jadi pegawai saya langsung terminate ya bu?
i: iya
f: (dan akhirnya mengeluarkan pertanyaan tolol) emang kalo ngasih cendol ga boleh ya bu (teringat saat gw bagiin cendol gratis ke tenant lain pas awal awal buka)
i: (histeris) IBU NGIZININ PEGAWAI IBU NGASIH CENDOL KE TENANT LAIN?!
F; (salah tingkah untung ga keliatan) ehm ehm.. iya ngga sih bu (langsung kalah). yaudah ntar saya cari yang baru. terima kasih atas informasinya
-kurang lebih gitu lah-

mikir. bingung. kaget. diem di mobil. nanya sama tante gw baiknya gimana. tapi disaat itu gue juga ada perasaan “good that Angga is leaving”

beberapa menit kemudian gue nelpon tenant sebelah. namanya Yanti (Y). konfirmasi
f: kamu tau kejadian kemarin? ada apa sih?
y; iya. jadi kemarin angga dipaksa heru minta cendol dan bla bla (sama kya cerita ibu imel). kemarin menag ibu imel lagi kesel, dia lagi marah2. tumben banget mbak soalnya dia ga pernah marah. gara2nya banyak SPG yang pulang cepet.
f: ooh.. yaudah. makasih ya Yanti.
-kurang lebih gitu lah-
11.51 wib
dapet SMS dari Angga. yang pastinya telat banget (karena harusnya dia report penjualan tadi malam sekaligus report kasus, mau semalem apapun) dia laporan singkat kejadian kemarin dan ngasih tau dia sekarang gw boleh masuk. trus dia minta jangan kasih tau kakak sepupunya.
gw cuma nanya baju dan kunci dimana. dan janjian buat ketemu nanti malam.

19.15 wib
denger langsung laporan dari mulut angga. dan tujuan utama gw yaitu nemuin si Heru plus minta dia juga di-terminate, GATOT! karena si Teler udah ga jualan, finish. cek barang2 booth (yang isinya ternyata ga sesuai dengan hitungan. karena angga ga melakukan double check. untungnya lebih banyak). gajadi ketemu ibu imel karena dia udah pulang. ngobrol enam mata antara gw angga meli. ngasih hak gaji angga. dan nanya lagi sama yanti kejadiannya.

akhir cerita;
  • gw gabisa belain angga karena yang punya Rumah udah ngusir dia demi kebaikan tenant2nya. sehingga gw harus menghormati keputusannya. karena gw gamau dilain waktu kalau ada kejadian tak mengenakkan dia bilang “nah elu dulu gue belain gamau denger. sekarang kami gamau atau gabisa bantu”. dan pastinya gw mau punya hubungan jangka panjang sama yang punya Rumah
  • kengeyelan. ketidakmaudengeran. ketidakpedulian. keseenakjidatan Angga jadi pelajaran buat kita semua.
  • do the report ASAP plus any stories (if there any)
  • kalo bisnis emang gaboleh males. baik ngerjain report keuangan, stok, dsb.
  • leaving in positive notes sangat perlu. makanya gue bilang angga meli alasan kenapa saya gabisa perjuangin angga. dan nantinya kalau saya buka cabang lagi dan dia dalam keadaan available saya bisa pertimbangkan untuk hire dia lagi. (thanks Uli for the Advice *smooch )
  • duit itu sensitif. gaji harus akurat dan dibayar secepatnya.
  • meminta paksa lalu membuat orang yang ngasih mengalami kerugian (baik materi atau non) adalah sebuah kejahatan.
 anyway kejadian kya ginii tetep gue sesalkan! padahal Angga is getting good and kinda changed.

No comments:

Post a Comment